only zumar. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Tanpa Judul

Malam itu, sesudah saya menjenguknya dengan seplastik kresek hitam berisi jeruk mandarin, saya pelan-pelan berfikir dan menghentikan langkah kaki saya di persimpangan jalan kota kembang. Apakah yang barusan telah saya lakukan? otak berfikir keras namun hati menolaknya. Suatu perasaan tak menentu yang bergejolak di relung jiwa paling dalam. Bergumam dalam hati salahkah tindakan saya?

"Nduk.. ini calon istri dia" emak berkata lirih memegang tangan saya dengan kuat. Seakan emak tahu bahwa saya akan jatuh dan tak kuat lagi menghadapi dunia ini.
"iya, mak... " dengan muka datar dan rasa sakit itu saya pendam sedalam-dalamnya dan berusaha memberikan senyuman terindah saya kala itu.

Lalu, dia bangkit dari tumpukan kapas yang sudah tertimbun beberapa tahun, bantat dan lapuk, namun nyaman ketika ditiduri. Melangkah jauh kebelakang tanpa mengucapkan sepatah kata apapun juga.

Kembali saya lihat dia dibelakang bersamanya berbisik lirih dengan wajah tak menentu.
"Nduuk.. sudah makan?" emak mengagetkan lamunan saya.
"inggih mak, sudah " sambil membuka tas dan mengambil telpon genggam dengan harapan ada seseorang yang akan menelpon saat itu.
"mak... saya pamit" membungkuk dan menyalaminya dalam-dalam.
"Lho... nduuk kenapa cepat sekali toh? mbok yah disini dulu menginaplah semalam, diluar gelap tak baik jikalau pulang sendirian." mengelus kepala saya dengan hangat.
"Iya mak, besok saya ada kerjaan dan harus diselesaikan malam ini juga" saya berikan senyum indah saya padanya.

Setelah itu saya salami semuanya tanpa berhenti menebar senyum. Emak mengantar saya sampai depan pintu, dipeluknya saya erat-erat dan memandangi raut wajah saya .
"Nduuuk... sabar yoo, janganlah kamu tahan-tahan semuanya karena emak sudah tahu air matamu menetes dipangkuan emak saat pertama kali datang."
saya peluk emak erat sekali seakan tak tahu kapan lagi akan bertemu dengannya.

Di persimpangan itu saya berjalan sendiri, saya masih ingat malam itu bulan sabit yang menerangi langkah kaki saya, berhenti sejenak dan menikmati sinaran keindahannya dan tanpa terasa air mata saya sudah jatuh berlelehan.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar