SOFTSKILL
KEWIRAUSAHAAN
Juju Jumaroh 2SA01
13612984
1.
Pengertian
Kewirausahaan
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha
baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak
diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Beberapa istilah
wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal
dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di
beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak
universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada
tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan
kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada
beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan
perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman
kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di
segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Secara harfiah Kewirausahaan terdiri atas kata dasar
wirausaha yang mendapat awalan ke- dan akhiran -an, sehingga dapat diartikan
kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait dengan wirausaha. Sedangkan wira
berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis yang komersial atau
non-komersial, Sehingga kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai keberanian
seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan bisnis.
Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah enterpenuer,
istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Richard Cantillon, seorang ekonom
Prancis. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys means of production at
certain prices in order to combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu lama,
ekonom Perancis lainnya- Jean Baptista Say menambahkan definisi Cantillon
dengan konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Secara umum banyak sekali definisi
yang dikemukakan oleh para ahli, mengenai kewirausahaan, dibawah ini akan saya
kemukakan beberapa pendapat tersebut, yang diambil dari berbagai sumber, yaitu
:
- Harvey Leibenstein (1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
- Penrose (1963) : Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
- Frank Knight (1921) : Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
2.
Tujuan Kewirausahaan
Seorang sosiolog bernama David McCleland
mengemukakan bahwa, apabila sebuah negara ingin menjadi makmur, minimal
sejumlah 2% dari prosetase keseluruhan penduduk di negara tersebut menjadi
wirausahawan, Indonesia sendiri sampai saat ini menurut sebuah riset jumlah
penduduk yang menjadi wirausaha baru sekitar 0,18%, menurut informasi yang saya
baca di internet hari ini tanggal 5 Maret 2012 jumlahnya telah melonjak menjadi
tajam maka tidaklah mengherankan apabila saat ini, kondisi pereekonomian Indonesia
tertinggal jauh dari negeara tetangga yaitu Singapura yang memiliki prosentase
wirausaha sebesar 7%, Malaysia 5%, China 10%, apalagi jika harus dibandingkan
dengan negara adidaya Amerika Serikat yang hampir 13% penduduknya menjadi wirausahawan. Dia juga mengatakan
bahwa Kewirausahaan ditentukan oleh :
a.
Motif
berprestasi (achivement)
b.
Optimisme
(optimism)
c.
Sikap-sikap
nilai (value attitudes)
d.
Status
Kewirausahaan (entrepreneurial status)
Maka dari itu, dengan ditumbuh kembangkanya
pengetahuan seputar kewirausahaan, akan membangkitkan semangat masyarakat
Indonesia khusunya generasi muda atau mahasiswa, untuk ikut menciptakan
lapangan kerja dengan berwirausaha, tidak hanya menjadi pencari kerja (job
seeking). Dengan dilandasi semangat nasionalisme bahwa bangsa Indonesia harus
mampu bersaing dikancah percaturan perekonomian dunia, maka akan banyak
mahasiswa yang termotivasi untuk meningkatkan kualitas dirinya dan mencetuskan
ide-ide kreatiff dalam bidang kewirausahaan yang berdaya saing tinggi.
Mengapa dengan semakin banyak wirausahawan disuatu
negara akan meningkatkan daya saing negara tersebut ?, jawabanya saya kira
cukup jelas. Pertama, sebuah negara yang memiliki wirausahawan banyak tentunya
akan mendapatkan penghasilan yang besar dari sektor pajak, atas kegiatan
ekonomi yang mereka lakukan, coba bayangkan apabila suatu negara terlalu banyak
pegawai negeri sipil yang kurang atau bahkan tidak produktif, maka mereka
setiap bulan memakan anggaran negara untuk menggaji mereka, namun sumbangsih
mereka pada perekonimian nasional sangat minim baik dari segi pajak maupun
tingkat konsumsi.
Mari kita lihat contoh lainya, dengan semakin banyak
penduduk menjadi wirausaha, maka ekonomi mereka akan mandiri, tidak akan
bergantung pada sistem ekonomi kapitalis, dalam hal ini pemerintah harus pro
aktif menyediakan modal bagi para pengusaha agar benar-benar produktif dengan
bunga yang kompetitif, dan tidak menghancurkan pengusaha maupun pemerintah,
hasil keuntungan usaha mereka akan disimpan di bank-bank dalam negeri, sehingga
perputaran uang semakin lancar, dengan hal tersebut modal mereka akan bertambah
sehingga mampu menembus pasar global, yang nantinya menaikkan neraca
ekspor-impor dan akan menambah devisa negara secara signifakan, maka dengan hal
tersebut sangatlah jelas, bahwa kewirausahaan memiliki peran yang sangat
penting untuk menaikkan harkat martabat suatu bangsa dikancah internasional.
Selanjutnya ditinjau dari segi GNP (Gross National
Product), apabila semakin banyak uang yang dihasilkan oleh putra-putri bangsa
Indonesia, karena berwirausaha maka uang yang dihasilkan berpeluang semakin
besar, berbeda dengan gaji yang nominalnya relatif tetap. Akan meningkatkan GNP
yaitu keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi warga negara penduduk
tersebut dimanapun berada (di dalam dan luar negeri), dengan meningkatkan GNP
ini akan semakin memperkuat ekonomi nasional secara makro, dan mempercepat roda
pembangunan nasional, karena ketersediaan anggaran semakin meningkat.
Dari beberapa dampak positif kewirausahaan tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat dan secara umum meningkatkan harkat dan martabat pribadi
wirausahawan serta bangsa dan negara, dengan pengetahuan tersebut diharapkan
akan semakin banyak warga negara Indonesia khususnya mahasiswa yang terjun
dalam dunia usaha, namun perlu diperhatikan dalam berusaha harus mengedepankan
kejujuran, sehingga apa yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
3.
Teori
Kewirausahaan
Seiring berjalanya waktu, kewirausahaan semakin
berkembang, maka lahirlah berbagai macam teori tentang kewirausahaan, akan coba
saya uraikan berbagai teori kewirausahaan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Neo Klasik
Teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah
istilah teknologis, dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya
dan penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk
menentukan nilai optimal dari variabel keputusan. Jadi pendekatan neoklasik
tidak cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Dalam teori ini
kemandirian sangat tidak terlihat, wajar saja, karena ini memang pada masa
lampau dimana belum begitu urgen masalah kemandirian, namun cukup bisa menjadi
teori awal untuk melahirkan teori-teori berikutnya.
2. Kirzerian Entrepreneur
Dalam teori Kirzer menyoroti tentang kinerja
manusia, keuletanya, keseriusanya, kesungguhanya, untuk swa(mandiri), dalam
berusaha, sehingga maju mundurnya suatu usaha tergantung pada upaya dan
keuletan sang pengusaha.
Dari berbagai disiplin ilmu, lahirlah teori
kewirausahaan yang dipandang dari sudut pandang mereka masing-masing, Teori
ekonomi memandang bahwa lahirnya wirausaha disebabkan karena adanya peluang,
dan ketidakpastian masa depanlah yang akan melahirkan peluang untuk
dimaksimalkan, hal ini berkaitan dengan keberanian mengambil peluang,
berspekulasi, menata organisasi, dan melahirkan berbagai macam inovasi. Teori Sosiologi
lebih mempelajari tentang, asal-usul budaya dan nilai-nilai sosial disuatu
masyarakat, yang akan berdampak pada kemampuanya menanggapi peluang usaha dan
mengolah usaha, sebagai contoh orang etnis cina dan padang dikenal sebagai
orang yang ulet berusaha, maka fakta dilapangan menunjukkan, bahwa banyak
sekali orang cina dan padang yang meraih kesuksesan dalam berwirausaha.
Selanjutnya teori psikologi, menurut saya teori ini lebih menekankan pada motif
individu yang melatarbelakangi dirinya untuk berwirausaha, apabila sejak kecil
ditanamkan untuk berprestasi, maka lebih besar kemungkinan seorang individu
lebih berani dalam menanggapi peluang usaha yang diperolehnya.
Yang terakhir adalah teori perilaku, bagaimana
seorang wirausahawan harus memiliki kecakapan dalam mengorganisasikan suatu
usaha, memanage keuangan dan hal-hal terkait, membangun jaringan, dan
memasarkan produk, dibutuhkan pribadi yang supel dan pandai bergaul untuk
memajukan suatu usaha.
4.
Faktor Pemicu
Kewirausahaan
Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor-faktor internal meliputi hak kepemilikan,
kemampuan, dan insentif. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan. Jadi,
kemampuan berwirausaha meripakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasi
kreativitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian menghadapi resiko untuk
memperoleh peluang.
5.
Manfaat
Kewirausahaan
Kewirausahaan memiliki 4 manfaat sosial, yaitu:
- Memperkuat pertumbuhan ekonomi : menyediakan pekerjaan barudalam ekonomi. Ekonomi saat ini adalah tanah yang subur bagiwirausahawan misalnya : permintaan pelayanan sektor jasa meledak
- Meningkatkan produktivitas : kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan TK dan input lain yang lebih sedikit.
- Menciptakan teknologi, produk dan jasa baru: komputer digital,mesin fotokopi, laser, power steering.
- Mengubah dan meremajakan persaingan pasar : pasar internasional menyediakan peluang kewirausahaan.
6.
Ruang Lingkup
Kewirausahaan
Ruang lingkup kewirausahaan sangat luas sekali.
Secara umum,ruang lingkup kewirausahaan adalah bergerak dalam bisnis. Jika
diuraikansecara rinci ruang lingkup kewirausahaan, bergerak dalam bidang:
a. Lapangan agraris
·
Pertanian
·
Perkebunan dan
kehutanan
b. Lapangan perikanan
·
Pemeliharaan
ikan
·
Penetasan ikan
·
Makanan ikan
·
Pengangkutan
ikan
c. Lapangan peternakan
·
Bangsa burung
atau unggas
·
Bangsa binatang
menyusui
d. Lapangan perindustrian dan kerajinan
- Industri besar
- Industri menengah
- Industri kecil
- Pengrajin
- Pengolahan hasil pertanian
- Pengolahan hasil perkebunan
- Pengolahan hasil perikanan
- Pengolahan hasil peternakan
- Pengolahan hasil kehutanan
e. Lapangan pertambangan dan energi
f. Lapangan perdagangan
·
Sebagai pedagang
besar
·
Sebagai pedagang
menengah
·
Sebagai pedagang
kecil
g. Lapangan pemberi jasa
·
Sebagai pedagang
perantara
·
Sebagai pemberi
kredit atau perbankan
·
Sebagai
pengusaha angkutan
·
Sebagai
pengusaha hotel dan restoran
7.
Keberhasilan dan
Kegagalan Wirausahawan
1. Keberhasilan Kewirausahaan
a. Kerja keras.
Dalam menjalankan usaha kita perlu menyadari bahwa
setiap orang yang menekuni bidang usaha, usaha apapun itu, dituntut untuk
memiliki pemikiran untuk selalu bekerja keras dan tekun.
b. Kerja sama dengan orang lain.
Sebagai makhluk sosial, yang mau tidak mau kita
musti bergantung kepada orang lain, maka dari itu semestinyalah kita belajar
bergaul dan membawa diri pada orang lain.
c. Penampilan yang baik.
Penampilan adalah cerminan kebersihan hati dan
perilaku seseorang, oleh karena itu, untuk menunjang usaha yang kita lakukan
maka penampilan juga sangat berperan.
d. Yakin, keyakinan.
Segala sesuatu yang dilakukan wujudkan dalam diri
kita bahwa kita bisa.
e. Pandai membuat keputusan.
f. Mau menambah pengetahuan.
Seorang wirausahawan dituntut untuk selalu belajar
dari sekelilingnya, lingkungan sekitarnya dan dari produk-produk yang dibuat.
g. Pandai berkomunikasi.
Belajarlah mengeluarkan kalimat yang baik (sesuai).
2. Kegagalan Kewirausahaan
a. Kurangnya dana untuk modal.
b. Kurangnya pengalaman dalam bidang bisnis.
c. Tidak adanya perencanaan yang tepat dan matang.
d. Tidak cocoknya minat terhadap bidang usaha yang
sedang digeluti (diteliti).
8.
Peran Pindidikan
dalam Pembentukan Kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam
proses pembelajaran, ini berarti dalam
pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ada banyak nilai yang dapat
ditanamkan pada peserta didik. Apabila semua nilai-nilai kewirausahaan tersebut
harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, maka
penanaman nilai tersebut menjadi sangat berat. Oleh karena itu penanaman
nilainilai kewirausahaan dilakukan secara bertahap dengan cara memilih sejumlah
nilai pokok sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya.
Selanjutnya nilai-nilai pokok tersebut diintegrasikan pada semua mata
pelajaran. Dengan demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman
nilai-nilai pokok tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata
pelajaran yang bersangkutan. Nilai-nilai pokok kewirausahaan yang
diintegrasikan ke semua mata pelajaran pada langkah awal ada 6 (enam) nilai pokok yaitu: mandiri, kreatif pengambil
resiko, kepemimpinan, orientasi pada tindakan dan kerja keras.
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam
pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal
dan menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung
jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai
pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai
dengan keyakinan diri.Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses
berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait
dengan nilai-nilai kewirausahaan.
9.
Kesimpulan
Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang
lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta
menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi. Kewirausahaan adalah
suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak
seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu
berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan
dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya.
Pentingnya pembelajaran Kewirausahaan terhadap
peserta didik terutama mahasiswa akan sangat penting dan dibutuhkan untuk
kemampuannya bersosialisasi di masyarakat kelak. Mereka akan bisa membuat
lapangan pekerjaan baru yang berdampak untuk mengurangi jumlah pengangguran bersarjana
di negeri ini. Saran saya sebagai mahasiswa adalah mungkin akan lebih bagus
lagi jika dalam pembelajaran mata kuliah Kewirausahaan ini dilakukan sebuah
praktek kerja lapangan atau menciptakan suatu pekerjaan kecil-kecilan untuk
menginterpretasikan apa yang telah di pelajari. Sekian dari saya semoga
bermanfaat bagi pembaca.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar