only zumar. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Surat ke 7

AKU HARUS TEGAR !!!


Andai kamu tahu saat ini kejadian dulu yang pernah aku ceritakan terulang kembali, keluarga.... iya masalah keluargaku yang semakin rumit, aku sangat butuh seseorang yang bisa membuatku tegar sekarang ini, sakit rasanya, sakit sekali terasa di dada ini, air mataku tak bisa dibendung lagi namun hatiku berkata untuk tidak terlalu larut dalam keadaan ini, tapi tetap saja didalamnya terasa seperti mau mati saja. Bulan Ramadhan tahun ini terasa sangat berat, ibuku selalu berharap untuk segera pindah dan memiliki rumah sendiri, tapi apa yang bisa ku lakukan untuk menuruti semua permintaan ibuku? Aku tahu dan aku merasakan semua kepahitan yang dialami ibu dari dulu sampai sekarang namun aku layaknya anak yang tak berguna saat ini.


Ayahku masih berseteru dengan nenek, namun ayahku juga tak tahu malumasih menumpang dirumah nenek, ibu dari ibuku dari aku bayi sampai aku berumur 23 tahun sekarang, ayah tidak lagi berbicara pada nenek, melarang nayla (adik kecilku) untuk bersamanya. Permasalahan dimulai ketikaayahku tahu bahwa nenek selalu memberikan minuman jamu dan makanannya ke nayla adik kecilku, sedangkan nenek selalu sakit-sakitan, berpenyakit dan memang agak jorok dan tidak bersih. Ayah marah dan tidak mau nayla ketularan penyakit nenek, secara logika aku setuju karena nenek memang sudah diam-diam melakukannya tanpa menanyakan dahulu kepada kita. Nenek tidak terima diberikan pengertian malah marah dan memaki ayah, ayahpun tak mau lagi membiarkan nayla bersama nenek. Sejak saat itulah masalah semakin menjadi-jadi. Ayah semakin keras mendidik nayla dan nenek semakin mencaci maki ayahku. Pernah satu kali disaat aku baru pulang kerumah mereka bertengkar lagi dibelakang rumah, aku marah dan melemparkansemangkuk bubur yang baru kubeli didepan mereka sambil berkata DIAMLAH KALIAN SEMUA!!!! dan aku masuk kerumah dengan menangis melempar pintu kamarku dengan keras. Menangis dengan sangat keras dan menghentak-hentakkan kipas bambu ke batas besi tempat tidurku, aku yakin tetanggaku mendengarkan semua itu, sedangkan mereka dibelakang masih berseteru dengan suara lantang menyolot marah dan aku semakin menangis keras saat itu. Sore itu juga aku mengemasi barangku, memutuskan untuk kembali ke Depok namun ibu langsung tahu dan melarangku, menasihatiku untuk tetap sabar. Akhirnya suasana rumah semakin tak nyama untuk ditempati lagi.

Andai aku punya uang banyak untuk membelikan tanah membangun sebuah gubuk kecil untuk keluargaku, yang penting keluar dari sini. Namun apa yang bisa kuperbuat?? Tak ada!!! Tak ada lagi yang bisa kubuat selain menangis!! Iya menangis!!! Menangis karena keadaaan, menangis karena melihat kondisi rumah, menangis karena takbisa membahagiakan keluarga, menangis karena melihat ibu sakit hati dan stres dengan isi rumah, menangisi semuanya membuatku semakin tak karuan menjalani hidup. Andai kamu disini, andai kamu menyemangatiku dan mengobati hatiku yang sakit ini.


Ibuku seorang wanita tegar dan pemarah namun selalu menyimpan kekesalannya sendiri didalam hati. Dia selalu sms kepadaku bahwa dia semakin stres dengan kondisi rumah namun apalah daya anak -anaknya kini belum bisa menyanggupi keinginannya. Kamu tahu tidak bahwa nenekku memang dari dulu menyebalkan dan sudah sering membuat sakit hati, maka dari itu anak-anaknya tak ada yang mau mengurusnya, dan tinggallah sendiri ibuku yang harus mengurusnya, namun nenek selalu mencaci dan mengumbar kekesalannya kepadaku ibu pada semua tetangga,nenek selalu bilang bahwa ibu tidak pernah memberikan uang padanya, tidak memberikan makan, tidak peduli kepadanya, padahal kenyataannya ibu selalu masak dan dia tidak mau makan makanan ibu, entah mengapanenek-nenek itu selalu tidak bisa dimengerti.

Sekarang aku adalah anak tertua, yang tidak bisa apa-apa selain menangis, kamu tahu mengapa aku keras kepala? Karna akupun dididik dengan keras oleh ayahku. Aku harus bisa mendapatkan semua keinginanku dengan cara apapun karena dipaksa oleh keadaan rumah yang hancur ini. Kamu masih ingatkan dulu aku menjadi TKW ke singapura demi  membahagiakan orangtuaku? Nyatanya tidak berhasil karena aku masih ingin meneruskan pendidikanku dan karena keputusan inilah nenekku semakin marah padaku, dia bilang untuk apa aku kuliah, lebih baik menjadi tkw ke taiwan yang uangnya banyak dan membangun rumah yang bagus dan besar untuk dia tempati. Bagaimana aku tidak sakit hati diomongi seperti itu? Aku hanya diam mendengar ocehannya, sedangkan kedua orangtuaku tidak pernah melarangku, walaupun mereka mendidiku dengan keras namun mereka selalu mendukung apapun yang dicita-citakan anak-anaknya. Sekarang kamu tahu kan kenapa adikku juga rela memutuskan dirinya untuk bekerja ke Taiwan setelah lebaran tahun ini? Iya itu karena dia telah merasakan apa yang aku dan ibu rasakan. Kami tidak pernah meminta atau memaksanya untuk menjadi tkw, namun dia sendiri yang mau mencoba peruntungannya diluar negri dengan harapan agar keluarga kami bisa segera lepas dari rumah ini.


Terkadang aku lelah menjalani kehidupanku seperti ini, kuliah yang tak selesai jua, bayaran semester yang mahal, hutangku dimana-mana, sedangkan kerjaanku semakin tidak karuan. Menurtmu apa yang harus aku lakukan?Temanku menyarankan untuk segera menikah,namun aku masih ribuan kali memikirkannya, kamu mungkin tahu sekarang kenapa aku selalu mengundur-undur untuk tidak segera menikah denganmu dulu, mungkin kamu juga berpikir bahwa aku seorang wanita matrealistik, wanita yang menginginkan harta saja. Namun pernahkah kamu berpikir bagaimana keadaanku saat ini? Keadaan yang mengharuskan aku untuk segera membantu keterpurukan keluargaku? Aku selalu mengharapkan seorang lelaki yang mampu membawa keluargaku keluar dari masalah ini. Itu berarti aku harus mencari seseorang yang mempunyai masa depan yang bisa menjamin semua keluargaku. Aku terlalu egois memikirkan keadaan keluargaku, namun apalagi yang bisa dilakukan seorang anak perempuan untuk membahagiakan orangtuanya? Aku hanya akan bahagia jika keluargakupun bahagia, itu prinsipku dari dulu.

Beberapa bulan yang lalu, mungkin 2 bulan yang lalu tepatnya, aku dilamar oleh seorang lelaki yang sudah aku keanl dari dulu. Dia menungguku dari aku masih di singapura namun aku hanya menganggapnya seorang teman saja. Dia seorang yang dengan pendirian agama cukup bagus, dia mempunyai usaha fotokopian didesanya, dia berusaha sendiri dan seorang lelaki yang nampaknya sabar. Namun apakah bisa dia membayarkan uang kuliahku setiap semesternya? Sedangkan penghasilannya saja tidak menentu. Dia selalu bilang kalau berusaha akan bisa, namun aku tidak yakin. Aku selalu memiliki penggambaran masa depan yang buruk, aku tidak mau mengambil resiko yang besar, aku tidak mau meninggalkan kuliahku yang sudah setengah jalan ini, itu yang selama ini aku pikirkan jika aku menikah sebelum selesai kuliahku. Memang aku terlalu terobsesi dan tamak, namun apa salahnya jika aku berpikiran seperti ini? Aku membiayai semuanya seorang diri dengan keringat peluhku bertahun tahun demi cita citaku, lalu terhenti ditengah jalan karena menikah?? Apa yang akan terjadi setelah itu?? Punya anak lalu kesawah kah seperti orang didesaku? Aku berniatan untuk merubah keadaan hidupku maka dari itulah aku seperti ini. Apa aku salah?? Aku hanya membutuhkan seseorang yang bisa mendukungku saat ini, bukannya menghentikan langkahku. Apa menurutmu juga aku terlalu egois?













  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar